Ambisi Perusahaan Milik Negara Go Public
BUMN go public . Pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir yang merencanakan initial public offering (IPO) sekitar 12 perusahaan milik negara menjadi trigger-nya. Direncanakan pada periode 2021-2022 BUMN dan anak perusahaan milik negara akan melaksanakan hajatan tersebut.
Bagaimana sebetulnya kinerja BUMN Tbk? Data dari Bursa Efek Indonesia menunjukkan sejak IPO, rata-rata perusahaan negara mencatatkan kenaikan performa yang cukup signifikan dari sisi pertumbuhan aset, pendapatan dan juga laba bersih. Diluar sisi fundamental, kinerja emiten BUMN juga tercermin dari valuasi perusahaan-perusahaan tersebut di pasar. Rata-rata perusahaan tercatat BUMN dan Anak BUMN mencatatkan valuasi yang terus bertumbuh secara jangka panjang sejak IPO.
Dari top 20 kapitalisasi pasar seluruh perusahaan yang tercatat di BEI, terdapat lima BUMN dan Anak BUMN yang masuk ke dalam daftar tersebut. Secara fundamental, perusahaan-perusahaan tercatat BUMN dan Anak BUMN mencatatkan kinerja keuangan yang baik. Di awal 2021 misalnya, kinerja saham BUMN mampu unggul dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Performa emiten BUMN pada pekan pertama Februari 2021 telah menguat 1,05 persen secara year to date, sementara IHSG terkoreksi 1,96 persen.
Apakah BUMN Tbk menjamin perusahaan plat merah ini selalu berkinerja positif? Dalam beberapa kasus tentu tidak selalu begitu. GIAA misalnya sejak dua tahun sebelum krisis pandemi Covid19 terjadi sudah dihadapkan pada kesulitan keuangan. Ditambah dengan era pembatasan beraktivitas (PSBB) maka kinerja maskapai nasional ini semakin berantakan. Krakatau Steel (KRAS) juga kira-kira dihadapkan pada situasi serupa. Pelanggaran terhadap prinsip good governance mungkin menjadi salah satu sebab kenapa kinerja BUMN Tbk ini jadi terperosok.