Asippindo Siap Dukung Program Pemerintah Untuk Lakukan Penguatan Ekosistem Penjaminan
BUMNINC.COM I Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia atau ASIPPINDO menggelar seminar
nasional bertajuk ‘Setengah Abad Penjaminan Kredit UMKM Berkontribusi Bagi Negeri’. Acara
yang digelar di JW Marriot pada Jumat 17 November 2023 itu menghadirkan berbagai praktisi,
profesional, regulator, pelaku industri penjaminan hingga akademisi.
Hadir sebagai keynote speaker adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Republik Indonesia Airlangga Hartarto dan special remarks Kepala Eksekutif Pengawas
Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ogi
Prastomiyono.
Airlangga Hartarto mengatakan di tengah berbagai tantangan global dan perubahan
iklim, perekonomian Indonesia tetap tumbuh positif sebesar 4,94% (yoy) atau 5,05%
(cumulative to cumulative/CtC) di triwulan ketiga 2023 disertai dengan inflasi yang terkendali.
Untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi dan berkualitas, Pemerintah
terus berupaya menjaga daya beli masyarakat dengan menjaga inflasi dan menyalurkan
insentif, mendorong permintaan domestik, menyalurkan bantuan sosial, dan mendorong
stimulus fiskal sektor perumahan.
Dari sisi perbankan, capaian positif ini juga terefleksi dari penyaluran kredit nasional
yang mampu tumbuh sebesar 8,96% (yoy) pada September 2023 dengan tingkat NPL terjaga
pada level 2,43%. Pertumbuhan positif ini salah satunya ditopang oleh penyaluran kredit
UMKM yang mencatatkan pertumbuhan kuat 8,9% (yoy) pada Agustus 2023.
Memperhatikan pentingnya peran UMKM, Pemerintah terus mendorong akses
pembiayaan dengan meningkatkan share kredit UMKM. Dari sisi penguatan pembiayaan
UMKM, salah satu instrumen penting peningkatan kredit UMKM nasional adalah Kredit Usaha
Rakyat (KUR).
“Perusahaan penjaminan menjadi salah satu pemeran utama dalam
pelaksanaan program KUR sejak tahun 2007,” ujar Airlangga.
Adapun kontribusi penjamin KUR tersebut tercermin dari jumlah KUR yang
dijaminkan. Sampai dengan Agustus 2023, jumlah KUR yang telah dijaminkan mencapai
Rp1.542 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 45,3 juta. Adapun nilai penjaminannya
mencapai Rp 1.080 triliun dengan klaim yang dibayar sebesar Rp22,8 triliun.
Peran penting perusahaan penjaminan dalam program KUR juga tercermin melalui
keberhasilan pelaksanaan mitigasi risiko kredit macet KUR sehingga tingkat NPL KUR dapat
terjaga di angka 1,63%. Selain itu, Penjamin KUR juga mampu mengakselerasi penyerapan
tenaga kerja dalam program KUR melalui program pendampingan UMKM. Saat ini tercatat
terdapat 66,7 juta tenaga kerja yang dimiliki oleh penerima KUR.
“Kami berharap Perusahaan Penjamin dapat terus berperan aktif mendorong UMKM
Naik Kelas melalui pendampingan dan pengembangan basis data risiko kredit UMKM yang
dapat digunakan sebagai pelengkap basis data credit scoring dalam program KUR,” ujar
Airlangga.