Bumn Klaster Telekomunikasi Dan Media : Cluster Performance
Klaster Telekomunikasi dan Media berorientasi pada sektor industri telekomunikasi dan media. Klaster ini terdiri dari dua anggota, yaitu PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) dan Perusahaan Umum Produksi Film Negara (Perum PFN). Telkom berfokus pada industri telekomunikasi, sementara PFN berfokus pada industri produksi film.
Klaster Telekomunikasi dan Media pada tahun 2021 memiliki total aset sebesar Rp 277,2 Triliun, mengalami peningkatan sebesar 12,2% dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pertumbuhan ini disebabkan oleh kenaikan nilai kas dan setara kas, aset tetap, aset tak berwujud, aset tidak lancar lainnya, biaya kontrak, serta investasi jangka panjang pada instrumen keuangan. Hampir seluruh aset dalam klaster ini merupakan kepemilikan Telkom, di mana pada tahun 2021 aset Telkom mencapai Rp 277,18 Triliun. Pada tahun 2022, aset Klaster Telekomunikasi dan Media yang diwakili oleh aset Telkom adalah sebesar Rp 275,2 Triliun, sedikit menurun sebesar 0,72% dari tahun 2021.
Gambar 1: Nilai Aset (Rp Triliun), 2019-2022
Berdasarkan kinerja keuangan, total pendapatan agregat klaster Telekomunikasi dan Media di tahun 2021 tercatat sebesar Rp 143,2 Triliun, menunjukkan peningkatan sebesar 4,9% dibandingkan dengan periode sebelumnya yang sebesar Rp 136,5 Triliun. Nilai pendapatan pada klaster ini mayoritas merupakan pendapatan dari Telkom. Di tahun 2022, pendapatan Klaster Telekomunikasi dan Media yang diwakili oleh pendapatan Telkom adalah sebesar Rp 147,3 Triliun, meningkat sekitar 3% dari periode sebelumnya.
Gambar 2: Pendapatan (Rp Triliun) dan Tingkat Pertumbuhan YoY (Persen), 2019-2022
Laba bersih di tahun 2021 mencapai Rp 33,9 Triliun, menunjukkan peningkatan sebesar 14,8% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2022, laba Klaster Telekomunikasi dan Media yang diwakili oleh laba Telkom tercatat Rp 27,7 Triliun, mengalami penurunan sekitar 18% dibandingkan dengan tahun 2021. Penurunan laba Telkom terjadi akibat adanya kerugian yang belum terealisasi dari perubahan nilai wajar investasi sebesar Rp 6,44 Triliun pada tahun 2022.
Gambar 3: Laba Bersih (Rp Triliun) dan Tingkat Pertumbuhan, 2019-2022
Berdasarkan tingkat pengembalian atas aset (ROA) dan tingkat pengembalian atas modal (ROE), klaster ini mengalami penurunan dalam kinerjanya pada tahun 2022. ROA menurun dari 12,2% di tahun 2021 menjadi 10,1% di tahun 2022. Demikian pula, ROE juga mengalami penurunan dari 23,3% di tahun 2021 menjadi 18,5% di tahun 2022.
Gambar 4: ROA & ROE (Persen), 2020-2022
Dilihat dari tren rasio liabilitas terhadap ekuitas, klaster ini mengalami penurunan selama dua tahun terakhir, dengan rasio sebesar 84% pada tahun 2022. Penurunan ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin mengurangi ketergantungan pada pendanaan dari utang dan lebih mengandalkan modal sendiri. Perubahan ini mencerminkan struktur modal yang lebih sehat dan potensial untuk mengurangi risiko keuangan dalam jangka panjang.
Gambar 5: Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas, 2020-2022
Kinerja operasional dari Klaster Telekomunikasi dan Media secara umum akan diukur melalui kinerja operasional PFN dan Telkom.
Pada Triwulan I tahun 2022, PFN melanjutkan program Analog Switched Off (ASO) TV Digital yang merupakan program Kementerian Komunikasi dan Informatika. Selain itu, PFN juga berhasil menandatangani perjanjian kerja sama dengan Telkomsel dan Media Hub untuk lisensi film dengan durasi penayangan selama 3 tahun. Selain kerja sama tersebut, PFN juga menjalin kemitraan dengan beberapa TV swasta seperti MNC, TV One, dan Trans 7.
Kinerja operasional Telkom dibuka dengan jumlah pelanggan. Pada tahun 2022, jumlah pelanggan seluler mengalami penurunan sebesar 10,9% menjadi 156,8 juta . Telkom menyebutkan bahwa penurunan tersebut terjadi karena Telkom berkomitmen untuk mendorong industri menjadi lebih sehat dengan fokus pada pertumbuhan yang berkelanjutan dan peningkatan kualitas pelanggan yang ada saat ini.
Gambar 6: Jumlah Pelanggan Seluler (Ribu), 2020-2022
Sementara itu, terjadi pertumbuhan jumlah pelanggan broadband dari 129,1 juta pelanggan pada tahun 2021 menjadi 130,1 juta pelanggan pada tahun 2022. Demikian pula, pelanggan fixed broadband IndiHome mengalami peningkatan dari 8,6 juta pelanggan pada tahun 2021 menjadi 9,2 juta pelanggan pada tahun 2022. Telkom menganggap bahwa peningkatan ini merupakan tren yang terus berlanjut seiring dengan transisi menuju telekomunikasi digital yang didasarkan pada teknologi broadband.
Gambar 7: Jumlah Pelanggan Broadband (Ribu), 2020-2022
Untuk mengoptimalkan penyediaan layanan telekomunikasi kepada pelanggan, Telkom menyediakan berbagai infrastruktur pendukung yang meliputi satelit, point of presence (PoP), base transceiver station (BTS), tower, fiber optic backbone network, serta wi-fi services. Infrastruktur tersebut terus mengalami peningkatan dan perluasan untuk meningkatkan layanan telekomunikasi kepada pelanggan.
Gambar 8: Infrastruktur, 2020-2022
Telkom memiliki beberapa segmen bisnis yang mencakup segmen mobile, segmen consumer, segmen enterprise, dan segmen wholesale and international business (WIB).
Segmen mobile menyediakan berbagai produk dan layanan, termasuk layanan suara dan SMS seluler, layanan data seluler, dan layanan digital seluler. Pada segmen mobile broadband, terjadi peningkatan jumlah pelanggan sebesar 0,3% menjadi 120,9 juta pada tahun 2022. Penggunaan data juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 18,7% menjadi 16,4 juta TB. Peningkatan ini merupakan hasil dari ekspansi portofolio layanan digital yang mendukung adopsi gaya hidup digital oleh masyarakat.
Gambar 9: Diagram Trafik Data Seluler (TB), 2020-2022
Saat ini, segmen mobile merupakan segmen terbesar dalam Telkom. Pendapatan dari segmen mobile yang mencapai Rp 88,8 Triliun pada tahun 2022 merupakan penyumbang terbesar dari pendapatan konsolidasi TelkomGroup. Peningkatan penggunaan data seluler oleh masyarakat selama pandemi Covid-19 tercermin dalam pencapaian ini. Secara keseluruhan, segmen mobile menghasilkan laba sebesar Rp 26 Triliun di tahun yang sama.
Gambar 10: Diagram Jumlah BTS (Unit) TelkomGroup, 2020-2022
Dengan tujuan memperkuat posisinya sebagai pionir operator jaringan di Indonesia, Telkom terus berupaya untuk meningkatkan layanan dan inovasi di segmen mobile. Telkom telah melakukan upaya untuk meningkatkan layanan 3G menjadi 4G secara bertahap dan membangun 27,5 ribu BTS 4G baru sepanjang tahun 2022. Inisiatif tersebut bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan layanan 4G/LTE di berbagai kota. Pada akhir tahun tersebut, Telkom berhasil mengoperasikan total 165.120 BTS 4G yang mencakup lebih dari 96% populasi di seluruh wilayah Indonesia.
Gambar 11: Market Share Pelanggan Seluler Telkomsel, 2020-2022
Pangsa pasar pelanggan seluler Telkomsel merupakan yang terbesar dan menguasai hampir 60% pasar hingga tahun 2021. Namun, di tahun 2022 pangsa pasar Telkomsel menurun hingga ke 49,5%. Hal ini disebabkan karena merger Indosat dan Hutchison Tri Indonesia yang mengubah peta kompetisi.
Segmen consumer meliputi layanan-layanan seperti fixed voice, fixed broadband, IP-TV, dan digital services yang dikenal dengan merek IndiHome. Dalam masa pandemi Covid-19 yang membatasi mobilitas masyarakat sehingga mereka menghabiskan lebih banyak waktu di rumah, permintaan terhadap layanan IndiHome mengalami peningkatan yang signifikan. Jumlah pelanggan IndiHome pada tahun 2022 meningkat sebesar 7,1% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada tahun 2022, pendapatan segmen consumer mencapai Rp 26,55 Triliun, mengalami kenaikan sebesar 5,7% dibandingkan tahun sebelumnya, yang disebabkan oleh peningkatan jumlah pelanggan IndiHome. Sementara itu, beban segmen consumer mengalami penurunan sebesar 1,3%, menjadi Rp 18,97 Triliun. Sebagai hasilnya, segmen consumer berhasil mencatatkan keuntungan sebesar Rp 7,58 Triliun. Selain itu, IndiHome juga mengalami peningkatan profitabilitas dengan mencapai EBITDA margin sebesar 50%.
Gambar 12: Market Share Fixed Broadband IndiHome dan Kompetitor, 2020-2022
Pada pasar pelanggan fixed broadband, IndiHome merupakan pemain utama dan telah mencapai cakupan 97,5% dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia atau sebanyak 501 kabupaten/kota. DI tahun 2022, pangsa pasar IndiHome adalah sekitar 75% dari keseluruhan.
Segmen enterprise melayani pelanggan dari kalangan korporasi, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta institusi pemerintahan. Layanan yang disediakan mencakup layanan konektivitas tingkat perusahaan, satelit, cloud, layanan digital IT, layanan bisnis proses outsourcing, serta perangkat dan layanan terkait lainnya. Pada tahun 2022, segmen enterprise mencatat peningkatan pendapatan sebesar 5,5% menjadi Rp 43.8 Triliun. Nilai tersebut menyumbang sekitar 22% dari total pendapatan konsolidasi pada tahun 2022. Adapun segmen enterprise berhasil mencapai keuntungan sebesar Rp 831 Miliar di tahun yang sama.
Segmen wholesale and international business (WIB) memiliki beberapa lini bisnis, termasuk layanan wholesale traffic domestik dan internasional, jaringan grosir, platform digital dan layanan grosir, pusat data, menara, serta infrastruktur dan jaringan yang dikelola. Pendapatan dari segmen WIB mengalami peningkatan sebesar 8,6% di tahun 2022 menjadi Rp 35 Triliun, yang berkontribusi sebesar 17,8% terhadap total pendapatan konsolidasi. Pada akhir tahun 2022, segmen WIB mencatat laba sebesar Rp 8,9 Triliun.
Outlook telekomunikasi Indonesia ke depan menunjukkan potensi positif dengan peningkatan adopsi teknologi digital, konektivitas internet, dan penggunaan layanan telekomunikasi. Faktor-faktor seperti penetrasi smartphone yang meningkat, adopsi teknologi 5G, perkembangan Internet of Things (IoT), dan kebutuhan akan konektivitas yang cepat akan mendorong permintaan layanan data, broadband, dan komunikasi seluler. Transformasi digital dan inovasi juga akan menjadi fokus penting dalam industri telekomunikasi dengan pengembangan solusi digital inovatif seperti layanan cloud, e-commerce, dan fintech.
Untuk menghadapi tantangan ke depan, Telkom akan melanjutkan transformasi melalui strategi Five Bold Moves yang mencakup inisiatif Fixed Mobile Convergence (FMC), InfraCo, Data Center Co, B2B Digital IT Service Co, dan DigiCo. Fokus saat ini adalah pada FMC, InfraCo, dan Data Center Co. FMC merupakan langkah strategis untuk menggabungkan IndiHome ke dalam Telkomsel sehingga layanan broadband tetap dan seluler akan menjadi satu kesatuan yang bertujuan untuk memberikan layanan broadband terbaik dengan efisiensi biaya. Inisiatif InfraCo dilakukan untuk mengkonsolidasikan infrastruktur telekomunikasi. Untuk Data Center Co, Telkom sedang melakukan konsolidasi data center dalam entitas tunggal yang disebut Telkom Data Ecosystem2. Dengan transformasi tersebut, Telkom memperkirakan peningkatan kinerja keuangan pada angka mid to high single digit di periode outlook 2023-2025, dengan total capital expenditure sekitar 22-25% dari pendapatan.