MAKNA TAKE OVER BLOK MASELA
BUMNINC.COM I Pemerintah akhirnya merealisasikan pergantian operator blok Masela yang telah diwacanakan beberapa saat lalu. Shell sebagai operator lama telah menyerahkan kepemilikannya kepada operator baru yakni Pertamina dan Petronas. Perusahaan negara Pertamina mendapatkan kepemilikan saham 15 %, sementara perusahaan jiran Petronas mendapatkan saham 10 persen. Total akusisi saham ex Shell ini bernilai US$ 650 juta, di mana term pembayaran akan dilakukan sebanyak 2 kali. Pemegang saham lainnya di blok Masela adalah Inpex, perusahaan migas asal Jepang yang memiliki saham sebesar 65 persen.
Harapan tinggi terhadap eksplorasi dan ekspoitasi blok Masela tidak terlepas dari kepentingan Indonesia untuk mendapatkan pasokan gas berlimpah demi ketahanan energi nasional. Data dari tahun 2018 sampai dengan 2022 menunjukan penurunan produksi gas nasional (lifting) dari 1,145 mboepd (2018) menjadi hanya 955 mboepd di 2022. Jadi blok Masela sangat potensial karena memiliki cadangan gas diperkirakan 27,9 juta kaki kubik.
Tindakan pemerintah memaksa” pergantian operator migas ini tidak terlepas dari lambannya progress pembangunan blok Masela. Lebih dari 20 tahun sejak konsesi migas diberikan tidak terdapat kemajuan pembangunan infrastruktur yang berarti. Apalagi sejak pemerintah lewat SKKMIGAS memutuskan pola operasi pengelolaan migas blok Masela berubah dari offshore menjadi onshore . Shell sebagai inisiator pola offshore terlihat menjadi kurang bergairah melanjutkan pembangunan blok tersebut.
Mengapa pemerintah bersikeras dengan pola onshore tentu tidak lepas dari beberapa pertimbangan teknis dan sosial- ekonomis. Pilihan pengerjaan di darat dianggap dapat meningkatkan multiplier effect kepada ekonomi local di propinsi Maluku . Diperkirakan sekitar 10 ribu tenaga kerja bisa terserap saat pembangunan fasilitas LNG plant di pulau Yamdena Maluku. Ini tentu bisa meningkatkan serapan lulusan sekolah vokasi, diploma dan sarjana dari berbagai sekolah dan perguruan tinggi di Maluku. Meskipun dari sisi teknis , pembangunan model offshore akan jauh lebih murah dibandingkan model onshore.