Penjualan kapal dongkrak nilai ekspor non tambang di NTB
BUMNINC.COMI Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor komoditas non tambang di Nusa Tenggara Barat pada periode Agustus 2024 didongkrak oleh penjualan kapal angkutan orang.
Kepala BPS Nusa Tenggara Barat Wahyudin mengatakan ekspor kapal bekas jenis roro itu dikirim ke Vanuatu dengan nilai transaksi mencapai 2,5 juta dolar AS.
“Ekspor kapal bekas ini baru pertama kali dilakukan oleh Nusa Tenggara Barat,” ujarnya di Mataram, Selasa.
Wahyudin menuturkan kapal roro Tanna Ferry itu sebelumnya melayani rute penyeberangan orang dari Pelabuhan Lembar di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat menuju ke Pelabuhan Padang Bai di Kabupaten Karangasem, Bali.
Kapal itu dibeli langsung oleh pemerintah Vanuatu untuk memperkuat armada penyeberangan di negara tersebut.
BPS menyebutkan ekspor kapal berkontribusi sebesar 0,56 persen dari total nilai ekspor Nusa Tenggara Barat yang mencapai 449,20 juta dolar AS pada Agustus 2024.
Ekpor kapal bekas menduduki posisi tertinggi dalam komoditas non tambang di Nusa Tenggara Barat yang mencapai angka 5,67 juta dolar AS.
Menurut pemberitaan media lokal Vanuatu, pembelian kapal itu untuk menginspirasi pengusaha setempat agar terlibat dalam bisnis skala besar sejalan dengan tren yang terus berkembang dalam operasi bisnis.
Saat ini, industri pelayaran sedang beralih dari kapal kecil seberat 80 ton ke kapal besar seberat 1.000 ton. Namun, kapal-kapal yang lebih besar tidak dimiliki oleh penduduk asli di negara itu melainkan dimiliki oleh orang asing dan ekspatriat lokal.
Kapal MV Tanna Ferry yang diekspor ke Vanuatu tersebut dibuat pada tahun 1983 di Jepang. Armada pelayaran itu memiliki panjang 57 meter, lebar 13 meter, dan tinggi 9 meter dengan daya tampung 600 penumpang beserta kendaraan dan barang.