Peneliti Fakultas Kedokteran Gigi UI Buat Vaksin Pencegah Karies Gigi
BUMNINC.COM I Dekan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UI Dr. Nia Ayu Ismaniati menyampaikan salah satu produk unggulan FKG UI yang dibuat para periset UI. Salah satu produk itu adalah vaksin pencegah karies gigi.
Nia menyampaikan, produk itu dibuat berdasarkan hasil riset kesehatan dasar pada 2018 yang menyatakan bahwa proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi karies atau berlubang atau sakit yaitu 45,3 persen.
“Kebijakan UI sendiri memiliki riset yang harus berdampak sosial dan ekonomi berbasis 17 aspek Sustainable Development Goals (SDGs). Lalu FKG UI menggagas produk unggulan dalam mengatasi permasalahan gigi karies dengan tujuan mencapai Indonesia bebas karies 2030,” kata Nia dalam Webinar ‘Universitas Indonesia Investment & Start Up Forum’, Kamis 7 April 2022.
Dalam hal ini, FKG UI konsisten mendukung program pemerinttah menunjuang SDGs ke-3 yaitu Good Healt and Wellbeing, SDGs ke-4 yaitu Quality of Education, SDGs ke-16 Peace, Justice and Strong Institutions serta SDGs ke-17 Partnership for the Goals.
Periset FKG UI melakukan strategi penanganan karies gigi yaitu dengan melakukan pencegahan, perawatan tahap dini, dan perawatan tahap lanjut. Untuk pencegahan, periset FK G UI telah memiliki vaksin pencegah karies. Kemudian perawatan tahap dini memiliki FLOLIS, lalu perawatan tahap lanjut memiliki Light Curing Unit.
Terkait perawatan tahap dini, riset yang dipimpin oleh Prof. drg. Endang Winiati Bachtiar, M. Biomed., Ph.DD., PBO ini menghasilkan Vaksin DNA dan IGY Kuning Telur Pencegah Karies Gigi.
“Vaksin DNA dan IGY Kuning Telur pencegah karies gigi ini adalah suatu konstruksi vaksin DNS pencegah karies (pcDNS-ComD) yang dibuat melalui teknik kloning rekayasa DNA,” kata Nia.
Adapun Vaksin DNA ini membawa urutan DNA GEN VIRULEN COM D dari bakteri penyebab karies yang berperan pada perekatan bakteri pada permukaan gigi yang mengalami proses karies. Kemudia, GEN COMD diperoleh dengan amplifikasi DNA menggunakan PCR. Hasil PCR diinsersikan pada cloning vector PCDNA3.1 untuk menghasilkan vaksin DNA.
“Selanjutnya, vaksin DNA ini dibiakan pada bakteri E.COLI untuk memperoleh Sediaan vaksin DNA untuk diimunisasikan pada ayam ke kuning telur agar dapat menghasilkan kuning telur yang menghasilkan anti body, Anti STREPTOCOCCUS MUTANS yang disebut dengan IGY kuning telur pencegah karies gigi,” ucapnya.
Setelah itu, IGY Kuning Telur pencegah karies dicampurkan ke dalam obat kumur dan berhasil menghambat pembentukan plak gigi.
Menurut Drg. Endang, vaksinasi karies dapat diberikan untuk anak-anak sampai dewasa, namun tidak dapat diberikan kepada usia balita. Untuk balita nanti akan ada imunisasi pasif dengan menggunakan imuniglobulin kuning telor sebagai pencegah karies yang saat ini sedang dalam tahap penelitian.
Vaksinasi DNA sebagai pencegah karies diberikan sebanyak 3 (tiga) kali, dan manfaatnya dapat dirasakan seumur hidup. Vaksinasi tersebut dapat mencegah karies secara maksimal, karena selama ini ternyata terdapat faktor biologis yang masih belum dapat dikendalikan sebagai penyebab karies. Tak heran jika ditemukan orang yang sudah menyikat atau merawat gigi secara teratur tapi masih juga menderita karies gigi.
Selain mencegah karies, vaksinasi tersebut juga mempunyai segudang keunggulan lain, antara lain lebih praktis dibandingkan vaksin konvensional lain yang memerlukan kondisi tertentu seperti tempat pending untuk mempertahankan sifat biologisnya. Vaksin DNA pencegah karies lebih stabil karena tidak mengandung protein. Namun, walau vaksinasi sudah diberikan Dr. Endang tetap memerintahkan untuk tetap merawat gigi dengan teratur, jangan menganggap seseorang yang telah divaksinasi lalu tidak mau merawat gigi.