Merefleksikan Kembali Arti Kesuksesan
BUMNINC.COM I Sore itu menjadi sore yang sangat mendalam bagi saya. Sebuah whatsapp dari senior saya, yang sudah saya anggap seperti mentor, telah membuat saya merefleksikan kembali arti sebuah kesuksesan. Tidak ada nasehat, ataupun arahan yang tertera dari pesan tersebut, hanya sebuah gambar coret-coretan kertas yang membuat saya sedikit tertegun dalam diam.
Sebagai mentor, senior saya memang tipikal orang yang gemar mengajak saya berpikir kritis. Dibanding menjelaskan panjang lebar, ia kerap memancing saya untuk mengelaborasi sebuah tema atau ide secara mendalam.
Dengan gaya khasnya, ia selalu bisa membuat saya belajar dan bertumbuh. Ia lebih suka memberikan saya tantangan alih-alih memberikan nasihat. Dari tantangan yang ia berikan, justru saya kemudian yang akan paham dengan sendirinya nasihat yang ia sampaikan, tanpa harus dia berbicara panjang lebar.
Ia merupakan pribadi yang suka to the point dan selalu mengajak saya menjadi pribadi yang growth mindset. Ia selalu mendorong saya untuk keluar dari comfort zone, membimbing saya untuk melewati fear zone dan selalu memotivasi saya untuk senantiasa berada dalam learning zone.
Sore itu, seperti biasa, hanya pesan gambar yang ia kirimkan. Tidak ada kalimat pengiring, ataupun kalimat penjelasan dari gambar tersebut. Saya pun hanya membalasnya dengan ucapan terima kasih.
Cukup lama sebenarnya bagi saya mencerna apakah maksud dari mentor saya mengirimkan gambar mengenai 3 kesalahan utama dalam mengukur kesuksesan. Pikiran saya langsung meresapi apakah beliau mendapat kesan bahwa saya melakukan kesalahan dalam mengukur kesuksesan? atau beliau hanya ingin saya memiliki mindset yang tepat tentang arti sebuah kesuksesan.