Gita Wirjawan: Akumulasi Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Tidak 100 Persen Baik
Inflasi Negara-Negara Maju Bisa Membaik
Ada beberapa alasan Gita yakin inflasi bisa berakhir cepat. Pertama, Gita melihat velocity of money sudah mulai menurun dikarenakan money supply yang di 2021 mencapai 27 persen sekarang menjadi 5 persen per periode.
“Tentunya, velocity of money lebih rendah. Jadi, semakin menurun inflasi,” kata Gita.
Kedua, perusahaan-perusahaan besar masih memiliki inventory yang banyak. Inventory itu levelnya sangat tinggi dan tidak mudah terkikis dengan daya beli.
“Daya beli yang dialami sekarang oleh negeri maju itu pun saat ini masih di bawah daya beli pra Covid-19. Daya beli yang sudah pulih ini pun belum pulih ke level pra Covid. Oleh karena itu pun cukup untuk inventory yang semakin menumpuk. Dipercaya akan mengkalibrasi harga ke bawah dan membuahkan penurunan inflasi,” kata Gita.
Ketiga, kebijakan Gubernur Bank Sentral As terkait observasi suku bunga sudah menunjukkan hasilnya. Kebijakan itu sudah mengeskalasikan suku bunga lebih dari 13 kali lipat dari 0,24 persen menjadi 3 persen.
“Dibandingkan keputusan Gubernur Bank Sentral AS pada 1970-an sewaktu inflasi, kebijakna yang diambil hanya menaikkan 100 persen saja dari 10 menjadi 20 persen. Itu perbandingan yang sangat kecil dengan apa yang dilakukan,” kata Gita.
“Kesimpulannya bahwa kecenderungan inflasi terkalibrasi akan menurun 6 sampai 12 bulan ke depan apalagi kalau perang Ukraina akan berakhir. Dan saya percaya akan berakhir. Sehingga aktivitas ekonomi global, kawasan, domestik bisa normal,” kata Gita.