Telaah Kinerja BUMN Klaster Energi
Outlook konsumsi per jenis energi ke depan akan menjadi pertimbangan utama arah kebijakan strategis dari BUMN klaster energi. Berdasarkan skenario BaU, tidak akan terjadi pergeseran yang signifikan pada penggunaan energi di tahun 2032 sehingga BBM masih akan memiliki permintaan terbesar (50%).
Namun, skenario OPT memiliki proyeksi yang berbeda di mana ketergantungan terhadap BBM akan mulai dikurangi dengan kebijakan substitusi pada gas, listrik, dan EBT. Penggunaan BBM diestimasi menurun hingga mencapai 35,6%, sementara EBT meningkat menjadi 10,2% dengan mulainya pengembangan biogas dan penggunaan biodiesel.
Gambar: Konsumsi Energi Final per Jenis Energi, 2021-2032
Sumber: Outlook Energi Indonesia, 2022
Subsidi untuk BBM cenderung menurun selama tiga tahun terakhir dan memiliki proporsi yang paling rendah untuk subsidi energi. Pada tahun 2021, subsidi BBM dialokasikan sebesar Rp 16,2 Triliun. Subsidi LPG memiliki alokasi yang besar pada subsidi energi sejalan dengan komitmen pemerintah untuk program konversi minyak tanah. Subsidi LPG di tahun 2021 mencapai Rp 67,6 Triliun atau meningkat sekitar 106% dari tahun sebelumnya. Subsidi listrik sendiri adalah kedua terbesar setelah subsidi LPG di mana nilainya mencapai Rp 49,9 Triliun di tahun 2021.
Gambar: Realisasi Subsidi Energi (Rp Triliun), 2016- 2021
Sumber: Outlook Energi Indonesia, 2022 Di tahun 2021, Pertamina mendapatkan penggantian subsidi dari Pemerintah sebesar USD5.117 Juta, meningkat 149% dari tahun sebelumnya. Adapun PLN memperoleh pergantian subsidi sebesar Rp49,80 Triliun di tahun yang sama, meningkat 3,77% dari tahun 2020.