DAYA SAING DAN STRATEGI GOING GLOBAL BUMN
Tujuan strategi pembentukan holding dan merger BUMN dimaksudkan supaya daya saing BUMN bisa meningkat lebih baik. Dengan strategi holding maka dalam jangka pendek value creation bisa diciptakan dengan peningkatan efisiensi dan dalam jangka Panjang ditambah kemampuan konsolidasi sisi revenue yang lebih baik. Ujungnya diharapkan bisa menghasilkan angka bottom line yang lebih baik. Sementara tujuan strategi merger tentu diharapkan akan meningkatkan produktivitas dimana beberapa kelemahan yang terjadi sebelumnya terkait duplikasi bisnis, mahalnya procurement dan mobilisasi talent bisa dicarikan solusi lebih baik.
Satu hal penting lainnya adalah upaya konsolidasi BUMN ini akan membawa perusahaan negara menjadi salah satu pelaku bisnis global. Sudah sejak beberapa tahun terakhir jumlah perusahaan negara yang listed dalam Fortune 500 tidak bergerak. Selain nama Pertamina, TLKM, BBRI, PLN dan BMRI maka belum ada nama BUMN lainnya yang masuk dalam daftar tersebut.
Berbagai upaya dan corporate actions BUMN bukannya tidak dilakukan dalam konteks tersebut. Misalnya perusahaan negara produsen kereta api yaitu INKA sudah mulai masuk pasar Asia dan Afrika. Demikian pula upaya expansif Pertamina dalam akusisi beberapa ladang migas di Asia dan Afrika. Di luar langkah corporate action tersebut, publik belum mendengar langkah lainnya BUMN yang lebih agresif.
Apa penyebab lemahnya BUMN Indonesia going global? Pertama tentu dikaitkan dengan masih belum kuatnya sisi support pendanaan. Dukungan Bank Exim (LPEI) belum cukup optimal untuk membantu BUMN dalam expanding market, padahal negara tujuan ekspor membutuhkan insentif yang tidak bisa sepenuhnya di-cover oleh BUMN tersebut. Masalah kedua adalah belum terlihatnya upaya marketing intelligence yang cukup kuat dikerjakan perusahaan negara dalam menembus potensi pasar eksport. Padahal bagian ini menjadi salah satu ujung tombak keberhasilan menembus pasar global. Hal ke tiga tentu terkait kesiapan human capital dalam adaptasi masuk di pasar global dimana penyesuaian corporate culture dan traits perusahaan global harus segera diidentifikasikan.