DAYA SAING DAN STRATEGI GOING GLOBAL BUMN
BUMNINC.COM I Keberadaan BUMN sebagai salah satu katalisator dalam perekonomian nasional sudah cukup terbukti. Kalau kita membandingkan jumlah aset seluruh BUMN terhadap GDP per 2020 angkanya menunjukan sekitar lima puluh delapan persen. Jumlah revenue seluruh BUMN juga punya angka yang cukup signifikan. Tahun 2022 angka konsolidasi pendapatan BUMN telah mencapai Rp 2.613 trilyun, naik cukup signifikan dibandingkan pendapatan pada 2021. Namun tetap ada Indikator yang masih kurang memuaskan, misal kemampuan BUMN dalam menghasilkan profit yang ditunjukan indikator net profit margin relatif masih buruk.
Salah satu penyebab masih belum memuaskannya kinerja BUMN adalah kondisi pareto yang belum terpecahkan dengan baik. Data tahun 2022 menunjukkan dari sisi aset dan pendapatan maka hampir delapan puluh persen disumbangkan oleh 20 BUMN terbesar saja. Jadi nama perusahaan negara kategori bluechips seperti BBRI, BMRI, TLKM, PLN, Pertamina, SIG, Pupuk Indonesia, Pelindo dan beberapa nama lain sangat mendominasi.
Pemerintah telah mencoba untuk mengatasi kondisi pareto ini dengan beberapa strategi utama dan corporate action yang dilakukan. Strategi besar dalam roadmap BUMN Indonesia, bahkan sudah diinisiasi sejak era Menteri BUMN pertama, Tanri Abeng, yaitu regrouping BUMN dalam beberapa kluster (termasuk merger BUMN) serta strategi pembentukan Holding Company mulai dijalankan dengan lebih serius.
Di era pemerintahan Presiden Jokowi strategi ini diimplementasikan lebih agresif. Pembentukan beberapa holding company BUMN baru dijalankan. Sampai saat ini sudah terbentuk sekitar 10 holding company BUMN, dimulai dari warisan lama seperti Holding Semem, Pupuk dan pembentukan holding baru seperti : Holding Pertambangan, Ultra Mikro, Food, Defense, Jasa Survey, Aviasi dan sebagainya. Demikian pula strategi merger dijalankan dengan penggabungan empat perusahaan Pelabuhan dalam satu perusahaan baru yaitu PT Pelabuhan Indonesia.