Meneropong Sinergi BUMN dan Swasta di China
BUMNINC.COM I China saat ini dikenal sebagai salah satu kekuatan ekonoi dunia. Dilihat dari GDP maka nilai GDP China adalah pada posisi ke 2 setelah Amerika Serikat. Besar GDP China pada 2023 adalah US$ 17,795 miliar sementara AS nilainya US$ 27,361 miliar. Dilihat dari struktur ekonominya, AS memiliki struktur ekonomi yang ditunjang segment tertier (jasa) sebesar 83%, sektor secondary (manufactur) sebesar 15% serta sektor primer 2%. Sementara China memiliki sektor ekonomi tertier sebesar 55%, sektor secondary 38%, serta sector primer 7%. Dengan pendekatan purchasing power parity (PPP) maka nilai GDP China bisa lebih besar dari AS.
Kecepatan China dalam meningkatkan ekonominya tidak terlepas dari strategi Deng Xiaoping dalam membuka akses ekonoi pasar pada awal 1980an. Dengan prinsip “tidak peduli warna kucingnya sepanjang bisa tangkap tikus” maka ekonomi China dimodernisir dengan cepat. Kondisi ekonomi sebelumnya di mana semua pelaku usaha adalah negara mulai dikurangi dengan proses privatisasi. Jutaan badan usaha dari sektor paling kecil di level pedesaan sampai dengan badan usaha pada level nasional mulai dipindahkan kepemilikan pada sector swasta. Akibatnya ekonomi berkembang lebih pesat dan memberikan dampak positif bagi kesejahtraan masyarakat
BUMN skala nasional di China tetap dikelola oleh pemerintah lewat Lembaga yang disebut State Asset Supervision and Administration Comission (SASAC). Badan ini pada 2024 membawahi 98 perusahaan negara yang bergerak di sektor strategis bagi negara (defense, power, energy) sampai dengan sector komersial. Sementara pemerintah provinsi memiliki 665 perusahaan daerah (BUMD). Data pada tahun 2023 menunjukan kontribusi pendapatan operasional BUMN China mencapai US$ 12,11 triliun atau sekitar 68% dari GDP China. Sementara dari sisi lapangan kerja BUMN China mampu menyerap 56,12 juta pegawai atau setara 7,65 % dari total angkatan kerja China