BUMN Klaster Pariwisata dan Jasa Pendukung: Momentum Kebangkitan
BUMN Klaster Pariwisata dan Jasa Pendukung berperan sebagai garda terdepan dalam menjalankan serangkaian kebijakan pemerintah guna mempercepat kebangkitan sektor pariwisata nasional pasca pandemi.
Sampai dengan tahun 2022, kondisi keuangan perusahaan masih dalam pemulihan setelah terguncang cukup hebat dari sisi profitabilitas dan solvabilitas. Berbagai upaya dijalankan antara lain restrukturisasi dan penyehatan serta transformasi bisnis dan organisasi grup. Di sisi lain, kondisi pasar mulai membaik didorong oleh geliat wisatawan lokal akibat tren remote working dan mulai berjalannya event berskala internasional seperti G20.
Hal ini mendorong optimisme akan perbaikan kinerja klaster ke depan. Sebagai salah satu keunggulan kompetitif Indonesia, sektor pariwisata diharapkan dapat kembali menjadi motor penggerak perekonomian daerah dan nasional.
Cluster Performance
Klaster Jasa Pariwisata dan Pendukung memiliki fokus pada pariwisata dan jasa/layanan pendukungnya. Terdapat empat BUMN yang tergabung di dalam klaster ini, yaitu PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) (InJourney) di bidang kebandarudaraan dan pariwisata terintegrasi; PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk di bidang jasa industri penerbangan; Perum LPPNPI (AirNav) di bidang pelayanan navigasi penunjang angkutan udara (air traffic service); dan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) (ITDC) di bidang pariwisata.
Klaster Jasa Pariwisata dan Pendukung secara keseluruhan memiliki aset senilai Rp 204,8 Triliun di tahun 2021. Nilai tersebut mengalami penurunan sekitar 20% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh penurunan nilai aset lancar sebesar 34,3% dan aset tidak lancar sebesar 18,9%. Dalam klaster ini, aset terbesar dimiliki oleh Garuda Indonesia dengan nilai sebesar Rp 102,6 Triliun, kemudian InJourney dengan nilai sebesar Rp 94,5 Triliun, ITDC sebesar Rp 5,7 Triliun, dan AirNav sebesar Rp 4,6 Triliun.