PENGELOLAAN TRANSISI KELEMBAGAAN BUMN
BUMNINC.COM I Presiden Prabowo baru saja mengumumkan kabinet yang akan menyertainya selama periode 2024-2029. Keberadaan Kementrian BUMN (KBUMN) tetap dipertahankan di mana posisi Wakil Menteri BUMN ditambah menjadi tiga Wamen BUMN. Posisi KBUMN akan berada di bawah koordinasi Kementrian Perekonomian .
Selain dipertahankannya KBUMN, maka Presiden Prabowo juga melakukan pelantikan atas Kepala Badan Pengelola Investasi Dana Anagata Nusantara (Danantara). Lembaga ini dipersiapkan sebagai cikal bakal superholding company BUMN. Secara kelembagaan , posisi Kepala Badan ni bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sehingga, posisinya menjadi sangat strategis.
Apa makna penting dari perubahan pengelolaan BUMN ini ? Secara kelembagaan KBUMN sebagai organisasi birokrasi kemungkinan akan diarahkan menjadi fungsi regulatory yang lebih kuat. Fungsi pembuatan kebijakan (policy making) menjadi prioritas, sementara fungsi execution dengan berbagai aksi korporasi (corporate action) yang disulkan perusahaan negara akan secara perlahan dialihkan kepada Danantara.
Kelembagaan seperti apa yang bisa dijadikan referensi atas pembentukan Danantara ini ? Merujuk kepada superholding yang dijalankan negara lain, seperti Temasek Singapore atau Khazanah Malaysia, maka Danantara bisa memilih kelembagaan yang lebih fit untuk kepentingan BUMN Indonesia. Temasek adalah superholding yang dikelola dengan model bisnis portfolio, artinya manajemen Temasek hanya fokus pada kinerja dan valuasi atas kinerja saham perusahaan yang ada dalam keranjang portfolio nya. Jadi Temasek bisa melakukan langkah invest, divest atau Reinvest atas portfolio sesuai dengan kinerja saham yang dikelola.
Sementara Khazanah memiliki model pengelolaan BUMN dengan pendekatan portfolio seperti Temasek. Namun masih mengakomodasi pengelolaan BUMN yang memiliki tugas public service obligation (PSO) yang strategis seperti Tenaga Nasional Bhd (listrik) atau Telecom Malaysia. Bisa dikatakan Khazanah tidak sepenuhnya mengelola perusahaan negara pada posisi hands on ownership seperti Temasek, tapi masih kombinasikan dengan aspek direction pada BUMN dengan tugas PSO besar (hands on management). Karenanya target return untuk BUMN dibawah Khazanah yang memiliki bisnis fully commercial berbeda dengan kelompok BUMN yang memiliki juga tugas PSO.
Khazanah dalam portfolio bisnisnya membagi investasi dalam kelompok Investment Portfolio , Dana Impak Portfolio , Development Asset, serta Special Situation Asset. Dana Impak Portfolio ditujukan bagi pengembangan bisnis yang diharapakan bisa stimulasi ekonomi Malaysia di masa depan, misal investasi di startup companies, food&energy security, digital society & technology hub, serta quality health and education . Sementara pengelolaan special asset situation diarahkan pada restrukturisasi BUMN yang sedang menghadapi masalah, misalnya Malaysia Airlines.